Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa. Dengan pengetahuan dasar yang sama, melukis merupakan perkembangan yang lebih komprehensif daripada menggambar.
Lukisan mungkin merupakan cabang seni tertua, karena sejak zaman prasejarah orang mulai menemukan aktivitas menggambar di dinding gua dengan menelusuri telapak tangan mereka yang ditaburi daun kunyah dan batu mineral berwarna.
Sejak saat itu, orang mulai menemukan bahwa merangkai bentuk-bentuk sederhana, jika diolah dengan cara ini, dapat menghasilkan gambar yang indah, dan kegiatan menggambar itu menjadi kegiatan seni.
Seni lukis adalah salah satu master seni rupa dalam konteks pengembangan gambar yang lebih komprehensif, sedangkan seni rupa adalah cabang seni yang dapat ditangkap dan dirasakan dengan mata telanjang.Nilai keindahan terbesar dalam karya seni didasarkan pada kekuatan visual.
Secara historis, seni lukis erat kaitannya dengan menggambar Peninggalan prasejarah menunjukkan bahwa nenek moyang manusia mulai menggambar di dinding gua ribuan tahun yang lalu untuk mewakili bagian-bagian penting dari kehidupan.
Sebuah gambar hanya dapat dibuat dengan menggunakan bahan sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya.
Salah satu teknik yang paling umum digunakan oleh penghuni gua adalah dengan menempelkan tangan ke dinding gua dan kemudian menaburkannya dengan daun kunyah atau batu mineral berwarna.
Oleh karena itu, lukisan warna-warni yang dicetak dengan tangan di dinding gua masih dapat dilihat sampai sekarang. Kemudahan ini memungkinkan gambar atau lukisan berkembang lebih cepat daripada seni lain seperti patung dan keramik.
Obyek yang sering muncul dalam gambar lama adalah manusia, binatang dan obyek alam seperti pohon, bukit, gunung, sungai dan laut.
Lukisan memiliki sejarah panjang dalam perjalanannya dalam peradaban manusia.Di sisi lain, cara melukis telah berubah dari waktu ke waktu.
Melukis erat kaitannya dengan menggambar. Peninggalan prasejarah menunjukkan bahwa nenek moyang manusia telah melukis gambar di dinding gua selama ribuan tahun untuk menggambarkan bagian penting dari kehidupan mereka.
Lukisan klasik terutama ditujukan untuk tujuan mistik dan propaganda (misalnya grafiti di reruntuhan kota Pompeii), yang pada waktu itu dimaksudkan untuk meniru bentuk-bentuk yang terjadi di alam semirip mungkin.
Karena pengaruh kuat agama pada Abad Pertengahan, seni lukis menjauhkan diri dari sains. Ilmu pengetahuan dipandang sebagai keajaiban yang dapat menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan.
Sebagian besar lukisan pada masa ini lebih bersifat simbolis, tidak realistis, sehingga sangat sulit untuk menemukan lukisan yang dapat diklasifikasikan sebagai “baik”.Lukisan-lukisan itu digunakan sebagai alat propaganda dan keagamaan pada saat itu.
Mulai dari kota Florence, setelah kekalahan Turki, banyak ahli ilmu pengetahuan dan budaya (termasuk pelukis) melarikan diri dari Byzantium ke tempat yang sekarang menjadi semenanjung Italia.
Ilmu pengetahuan tidak lagi dianggap magis di kota yang banyak pemain judi online ini, melainkan alat baru. ilmu pengetahuan dan seni menggabungkan keduanya berkontribusi banyak pada budaya Eropa baru.
Akar seni lukis Indonesia terletak pada budaya Austronesia, yang muncul sekitar 5000 abad yang lalu. Bukti warisan seni Austronesia adalah lukisan gua yang ditemukan di berbagai lokasi di Papua, bagian barat Danau Sentani, Sulawesi Selatan dan Maluku.
Obyek-obyek yang umum dalam karya-karya kuno adalah manusia, binatang, dan obyek-obyek alam lainnya seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut.
Seni lukis modern dimulai dengan datangnya penjajahan Belanda di Indonesia.Tren seni rupa Eropa Barat ke arah aliran romantis saat itu banyak melibatkan pelukis Indonesia dalam perkembangan aliran ini.
Era revolusioner di Indonesia menyebabkan banyak pelukis Indonesia beralih dari subjek romantis ke populis dan kemudian beralih ke potret aktual kehidupan kelas bawah dan perjuangan melawan kolonialisme.
Gerakan manifesto budaya menyebabkan para pelukis pada 1950-an lebih memilih untuk membebaskan seninya dari kepentingan politik tertentu, oleh karena itu dimulailah era ekspresionisme, seni lukis tidak lagi dipandang sebagai pembawa pesan dan sarana propaganda, tetapi sebagai sarana ekspresi bagi sang Pencipta.
Itulah bagaimana sejarah seni lukis yang mungkin sebelumnya tak kalian ketahui. Semoga artikel ini bermanfaat.